Thursday, April 30, 2009
Wednesday, April 29, 2009
Tuesday, April 28, 2009
Monday, April 27, 2009
UNTITLED
Jika aku robohkan harapan
pada pondok penantian
maka keringlah perigi airmata...
Jika Cinta itu ada
pada hati yang setia
maka tiada lagi sengketa di minda
Jika ku sarungkan dendam
pada belati cinta...
maka berdarahlah jiwa
Jika ku guriskan nista
pada selingkar kasih
maka punahlah impiannya
Jika ku labuhkan sengsara
pada pelabuhan duka
maka karamlah asmara...
pada pondok penantian
maka keringlah perigi airmata...
Jika Cinta itu ada
pada hati yang setia
maka tiada lagi sengketa di minda
Jika ku sarungkan dendam
pada belati cinta...
maka berdarahlah jiwa
Jika ku guriskan nista
pada selingkar kasih
maka punahlah impiannya
Jika ku labuhkan sengsara
pada pelabuhan duka
maka karamlah asmara...
Catatan Gombak 1999
PUJUK
Ku palu gendang selagu
menari bunga teratai di kolam
menghambat haruan kegelongsoran...
Ku rangkai irama semusim
teratai yang berguguran
dan haruan hilang haluan...
Ku labuh suara merdumu
pada teritis gelombang
dan kiambang bertautan...
Ku putar ingatan sewaktu
dan aku tertunduk bisu
kerana ia telah berlalu...
Ku lagukan syahdu indera
agar hilang pahit di jiwa
agar manis terasa madunya
pada setiap bait cinta kita...
menari bunga teratai di kolam
menghambat haruan kegelongsoran...
Ku rangkai irama semusim
teratai yang berguguran
dan haruan hilang haluan...
Ku labuh suara merdumu
pada teritis gelombang
dan kiambang bertautan...
Ku putar ingatan sewaktu
dan aku tertunduk bisu
kerana ia telah berlalu...
Ku lagukan syahdu indera
agar hilang pahit di jiwa
agar manis terasa madunya
pada setiap bait cinta kita...
Catatan Gombak 1999
SEMUSIM RINDU
Dalam aku mencari
sebutir mutiara kehidupan
aku sering terkandas dalam lautan
Semasa aku menongkah arus pembangunan
kemarau bermusim lagi
Kala aku menelan detir penjalanan berduri
aku terpijak kaca
waktu aku meluah jiwa terpendam
gerimis mendatang
Dan...
Aku masih di sini
dalam rindu semusim lagi
sebutir mutiara kehidupan
aku sering terkandas dalam lautan
Semasa aku menongkah arus pembangunan
kemarau bermusim lagi
Kala aku menelan detir penjalanan berduri
aku terpijak kaca
waktu aku meluah jiwa terpendam
gerimis mendatang
Dan...
Aku masih di sini
dalam rindu semusim lagi
Catatan Gombak 1999
BILAMANA
Bilamana malam tiba
gelisah datang menerpa
setiap ruang pelusuk jiwa...
Bilamana kegelapan menjelma
hilang arah yang nyata
bersama semusim cinta sang senja...
Bilamana cengkerik berirama
rindu berakar umbinya
bersama ratu gemalai angin
yang membawa berita...
Bilamana destinasi subuh ku hambat
terasa sunyi tiada terubat...
Bilamana ku jejak embun menitis
rupanya aku masih di sini
dibasah lestari cintamu...
Aku terus mencari
haluan gemesir hujan
bilamana aku terlantar
di dataran kontang kegelapan...
gelisah datang menerpa
setiap ruang pelusuk jiwa...
Bilamana kegelapan menjelma
hilang arah yang nyata
bersama semusim cinta sang senja...
Bilamana cengkerik berirama
rindu berakar umbinya
bersama ratu gemalai angin
yang membawa berita...
Bilamana destinasi subuh ku hambat
terasa sunyi tiada terubat...
Bilamana ku jejak embun menitis
rupanya aku masih di sini
dibasah lestari cintamu...
Aku terus mencari
haluan gemesir hujan
bilamana aku terlantar
di dataran kontang kegelapan...
catatan Gombak 1999
Sunday, April 26, 2009
JB 2006
memori hutan lipur JB April 2006
Dengar la Clip Doraemon ni.. he he he he
Lagu Favorite anak...
DIARI SEORANG WANITA
SESUATU YANG HILANG...
Hari ini...
Aku bagai tertidur
dalam mimpi semalam..
Hari ini...
gelora di muara
tidak dapat lagi aku bersampan
Hari ini...
Resah nelayan tidak dapat memukat
kerana dayung hanyut ke dasar...
Hari ini
pergi dengan memori
moga esok menanti ketenangan
Aku bagai tertidur
dalam mimpi semalam..
Hari ini...
gelora di muara
tidak dapat lagi aku bersampan
Hari ini...
Resah nelayan tidak dapat memukat
kerana dayung hanyut ke dasar...
Hari ini
pergi dengan memori
moga esok menanti ketenangan
ENGKAU YANG BERCAKAP
Katanya...
Protes Sang Kerbau menguak di bendang
kerana kubangnya kekeringan
Katanya...
Sang Murai mulutnya becok
kerana sarapan dimakan tupai
Katanya Beruk itu ketawa kegelian
Mungkin kutu mengigit pusat
Katanya...
Helang terbang tinggi
Mungkin mangsa sedang bersembunyi
Katanya...
Semua tak mahu mengalah
kerana perasan kancil sebesar gajah..
Protes Sang Kerbau menguak di bendang
kerana kubangnya kekeringan
Katanya...
Sang Murai mulutnya becok
kerana sarapan dimakan tupai
Katanya Beruk itu ketawa kegelian
Mungkin kutu mengigit pusat
Katanya...
Helang terbang tinggi
Mungkin mangsa sedang bersembunyi
Katanya...
Semua tak mahu mengalah
kerana perasan kancil sebesar gajah..
Catatan Bukit Mertajam 2000
JIKA AKHIRNYA CINTA ITU...
Cinta itu terlalu suci...
Jika lahir keikhlasan dari jiwa yang dalam
Cinta itu akan berdebu...
Jika hati di awang awangan
Cinta itu menjadi rapuh...
Jika sangsi merasuk ruang fikiran
Cinta itu akan hancur...
Jika Curang berlegar di penglihatan
Cinta itu akan punah...
Jika luka sudah bernanah...
Cinta itu menjadi medan tempur...
Jika dendam belum lebur.
Jika lahir keikhlasan dari jiwa yang dalam
Cinta itu akan berdebu...
Jika hati di awang awangan
Cinta itu menjadi rapuh...
Jika sangsi merasuk ruang fikiran
Cinta itu akan hancur...
Jika Curang berlegar di penglihatan
Cinta itu akan punah...
Jika luka sudah bernanah...
Cinta itu menjadi medan tempur...
Jika dendam belum lebur.
Catatan Gombak 1999
SESUNGGUHNYA...
Sesungguhnya...
Bara itu masih ku genggam
menanti lenyap api menjadi arang
Sesungguhnya...
Aku tahu cerita duka di jiwa
yang bergolak di ranjang fikiran...
Bersama hati pejal kau harunginya
sukar dilebur lagi....
Dan...
Aku tahu...
Hadirku hanyalah setitik penawar
dilautan bisa jiwa keciwamu...
Mampukah aku...
Mengusir racun itu
yang tertanam di lubuk hatimu
Aku takut....
Jika aku hanyalah sisa penawar
yang akan dipinggirkan...
Bara itu masih ku genggam
menanti lenyap api menjadi arang
Sesungguhnya...
Aku tahu cerita duka di jiwa
yang bergolak di ranjang fikiran...
Bersama hati pejal kau harunginya
sukar dilebur lagi....
Dan...
Aku tahu...
Hadirku hanyalah setitik penawar
dilautan bisa jiwa keciwamu...
Mampukah aku...
Mengusir racun itu
yang tertanam di lubuk hatimu
Aku takut....
Jika aku hanyalah sisa penawar
yang akan dipinggirkan...
Catatan Gombak 1999
JIKA HARI INI


Jika hari ini...
Ku labuhkan bahtera di pelabuhan cinta
kerana bisikan camar kasih
maka berpijaklah aku...
di daerah rasamu
di lubuk lubuk perasaan yang dalam
Jika hari ini...
Aku menyelam rindu mendalam
maka lemaslah aku...
merentas arus asmara
di muara hatimu...
Jika hari ini
kusarungkan selimut kasih
menahan dingin angin sepi
maka aku takkan mengeluh lagi...
Catatan
Gombak, 12.30 a.m, September, 1999
Gombak, 12.30 a.m, September, 1999
BICARA 3 - ABC
"Lama Tunggu"
"Sorry...Taffic Jam"
"Marah ke"
"Apsal ni..."
"Jangan la macam ni"
"HELLO KAWAN.... MAU ORDER APA!"
"Sorry...Taffic Jam"
"Marah ke"
"Apsal ni..."
"Jangan la macam ni"
"HELLO KAWAN.... MAU ORDER APA!"
Catatan Central Market 1997
BICARA 2 - Kari Kepala Ikan
"Hai..."
"Lama tak nampak"
"masalah"
" zaman gawat langkat tersekat"
"esok...lusa...bayar"
"mamak...kira"
"Belanja...Terima kasih"
"Jumpa lagi"
"Lama tak nampak"
"masalah"
" zaman gawat langkat tersekat"
"esok...lusa...bayar"
"mamak...kira"
"Belanja...Terima kasih"
"Jumpa lagi"
Catatan Central Market 1997
BICARA 1 - Secawan Kopi
"Biasa"
"Bila"
"Macamana"
"entah"
"Habis tu"
"apa lagi"
"Macha.....Kira"
"Bila"
"Macamana"
"entah"
"Habis tu"
"apa lagi"
"Macha.....Kira"
diari Central Market 1997
MALAM 2
Ku telanjangkan mata
melihat kuntum hati
dari kamar sengsara sepi
ke tingkap berjeriji bangunan tinggi
Kotak fikiran sesempit ilham
menjenguk pada kelawar kota yang berterbangan
atau gagak siang yang kelaparan
Ngauman pekat enjin malam
menjerit di jantung kota
memecah tabir lena
dari mata yang hilang hitamnya
Merantai angin siang
dengan habuk dan kotoran
untuk kau kaburkan lubuk hati
melihat kosong jiwa kota ini...
melihat kuntum hati
dari kamar sengsara sepi
ke tingkap berjeriji bangunan tinggi
Kotak fikiran sesempit ilham
menjenguk pada kelawar kota yang berterbangan
atau gagak siang yang kelaparan
Ngauman pekat enjin malam
menjerit di jantung kota
memecah tabir lena
dari mata yang hilang hitamnya
Merantai angin siang
dengan habuk dan kotoran
untuk kau kaburkan lubuk hati
melihat kosong jiwa kota ini...
diari gombak 1998
MALAM 1
SMK ST ANTHONY 2008
Ini adalah clip video pertandingan Tarian Tradisional oleh
Kelab Seni Dan Warisan SMK St Anthony 2008 di SMK Serikandi
KENANGAN TERINDAH
Ini adalah clip yg di edit oleh Aku Untuk persembahan majlis persaraan Tn. Haji Ahmad
ambil dari Youtube... pasal dalam simpanan dah terdelete
Thursday, April 23, 2009
Dalam Kenangan
Clip video ini adalah sebagai penghargaan dari warga smkst kepada pemimpinnyanya yang bersara pada tahun 2007. juga tahun terakhir aku di SMK Seri Titiwangsa sebagai tenaga pengajar di sana. Di sinilah aku mula belajar mengenal dunia pendidikan(2001). Betapa besarnya tanggungjawab sebagai pendidik. Pendidik akan menentukan arah tuju masa depan negara. Bermula bicara ilmu kepada watak watak penghias masyarakat. Menggamit rasa cinta kepada keperibadian. Menolak angkara jiwa jiwa ketandusan. Merasuk cinta kepada persekitaran. Seni bukan untuk hiasan tetapi pengamatan mendalam. Jika anda melihat sesuatu... amatilah ia.. bagaimana bentuknya... ingatilah sifatnya.... pinjamkan akal anda untuk sebuah memori dan anda akan melihat sesuatu yang lebih indah dari kebenaran di mata. Anda tidak lagi melihat dengan mata... anda akan merasa dengan hati dan jiwa. Tanpa melihatnya anda akan mengingatinya sentiasa...
NEW ARTIST 1995
Thursday, April 16, 2009
Wednesday, April 8, 2009
Di Mana Si Puntum


Dari pengalaman secetek ini, ku luahkan ke hamparan putih kanvas, helaian kertas ku conteng hingga kelam, ku kotorkan dengan palitan warna, kepingan papan ku bakar, ku guris, ku tetak dengan pisau sebesar jari... Rupanya diriku di bungkus emosi, Hatiku dilapah oleh pengamatan yang teramat dekat sehingga aku kabur untuk melihatnya. Penglihatanku juling ke barat. Aku hilang punca antara teknologi, ideologi dan aku sendiri.
Tapi Aku masih di sini, berpijak pada bumi yang telah hilang isinya. Nescaya kau ketawa membaca setiap baris di utuskan. Mungkin kau menangis pada wajah si Puntum yang menceraikan nyawa dari jasad Birch yang tidah membasuh kaki di ruang tamu Maharaja Lela.
Patutlah Bapa jerkah, Ibu marah, Datuk sindir, Nenek berleter melihat aku. Aku membisu melihat cerita di kaca TV. Propoganda tentang Amerika, Penjajah Budaya. Meluaskan Empayarnya di mana sahaja. Tapi aku masih alpa bila di uliti fantasi teknologi yang kononnya hebat, Tapi aku sebenarnya merenung kosong ke Skrin biru itu. Hero tetap hero, sukar untuk mati.... yang mati adalah pemerhati... pemerhati adalah AKU... Di mana aku letakkan kiliran Budi warisan moyang. Adakah aku anak merdeka 39 tahun yang lampau. Adakah merdeka itu membunuh intelektual bangsaku. Atau Bangsaku yang membunuh intelektual dirinya dan membiarkan watak Birch menari di jiwa...Adakah ini yang dipinta kemajuan....Wasiat datuk, Pesan Nenek, Nasihat Ayah, Semangat Ibu....
"PERGILAH ENGKAU KE BARAT MENCARI TEKNOLOGI
JANGAN PULANGMU MUDARAT DENGAN IDEOLOGI
CARILAH PENAWAR DI BUMI SENDIRI
AKAR YANG TERTANAM PENILAI BUDI
JANGAN JADI LALANG PENYEMAK PERMATANG
MENGHALANG PADI BERISI
KELAK TANGISMU DITERTAWA GENERASI"
JANGAN PULANGMU MUDARAT DENGAN IDEOLOGI
CARILAH PENAWAR DI BUMI SENDIRI
AKAR YANG TERTANAM PENILAI BUDI
JANGAN JADI LALANG PENYEMAK PERMATANG
MENGHALANG PADI BERISI
KELAK TANGISMU DITERTAWA GENERASI"
catatan
Abadi M. A
1996
Abadi M. A
1996
Man Behind The Scene



Entah le... Di mana karya ini berada sekarang. Dulu di Kraftangan Jalan Conlay...
Masuk pertandingan dan tak ambil-ambil pasal panting ni besar.. maklumlah masa tu full time artist... nak beli berus pun berkira... cat minyak pun harap lebihan masa study...
walaupun aku tak berapa bagus dalam melukis figura akhirnya aku dapat menghasilkan karya ini. KLCC tengah di bina, Mid Valley & Time Square belum menjelma, Betapa haru birunya pemikiran remaja ketika itu menanti tempat tadahan free culture not paid ....
Ini adalah luahan peribadi aku tentang budaya dimana pembangunan sedang pesat (1995-1997)... Sikap aku.... sebagai seorang lelaki melayu... warisan aku membelah generasi akan datang... siapa pewarisnya... apa aku lakukan.... Sayunya irama rebab sepilu pemainnya....
Aku.......?
Subscribe to:
Posts (Atom)